Informasi dan Komunikasi
MATERI KHUSUS UNTUK TEMAN DEKAT 21 JULI 2013
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Diduga bahwa upaya “Revitalisasi dan pelestarian salah satu kultur” berisi “sistem pertanggungjawaban dan mediasi sentral berjenjang secara emosional tanpa mengabaikan rasional untuk tata cara perilaku dan pola interaksi” (Juni ‘05 - Mei ‘13) dapat dikatakan gagal mengingat dugaan-dugaan. Antara lain sebagai berikut:
1) tanpa “Pemberitahuan dan Permohonan”, 2) hilangnya semangat tanpa sombong à rawan keterlambatan / perpecahan, 3) tanpa “Al-‘Ilmu”, 4)“Bagaimana?” menjadi “Begini!”, 5) hilangnya pertanggungjawaban, sehingga perlu ada pemilahan untuk selamanya (tanpa merasa paling benar) tapi untuk pertanggungjawaban.
Apalagi seputar istilah PP Al-Wafa Tempurejo ~ Jember acap kali terbawa-bawa. Namun ketika ingin diklarifikasi jati dirinya, seperti menggunakan pembahasan beberapa poin isi beberapa kitab (karena sepertinya dahulu tidak lepas dari ulama dan umara/pemerintah) diduga beberapa tokoh di Jember ini belum berkenan.
Bahkan walaupun banyak peristiwa / isu seperti bom Bali, isu aliran sesat, kriminalisasi, dan lain-lain sulit untuk mendapat kejelasan dan kepastian seperti istilah teroris, radikal, mafia hukum, penistaan agama, dan merongrong atau menjual agama. Padahal tradisi kami menganjurkan untuk tahu, agar tidak terjerumus.
Untuk gambaran pegangan sementara (disaat terseret ombak/lava tanpa tahu arah) kami menunggu proses bergulir dan masukan dari panjenengan melaui “Web”www.pencarianstandaretikadanakhlak.com(sebagai salah satu media untuk belajar “Al-‘Ilmu”), karena tidak diketahui kepada siapa/dimana saja turunnya “Ilham”.
Tentang “Web” kalau permulaannya (29 Syawal 1434) cukup hanya 2-5 orang saja (karena selain dari kebutuhan kami sekeluarga dan teman-teman dekat, yaitu hanyalah membantu sebagian kecil diantara perjuangan atau Jariyah Almarhumiin), tapi evaluasinya mungkin membutuhkan beberapa orang (sebagai parameter).
Jika ada yang ingin mendoakan agar perlahan / di hati saja terlebih diduga jati diri yang dikatan “Al-Wafa” tersebut masih simpang siur, yang penting terlebih dahulu bagaimana agar tidak terjadi pengkaburan, serupa tidak sama, saling terganggu, saling kecewa, saling terjanjikan tanpa pertanggungjawaban, dan sebagainya.
Apalagi “Harapan-harapan” sedang bergulir seperti: 1) sistim kepemimpinan Islam yang disuarakan di Suriah / “Media Umat” / “Suara Islam”, 2) Imam Mahdi, 3) Satrio Piningit / Ratu Adil, 4) Pemilu 2014, dan 5) lainnya. Maka kami hanya salah satu pengharap sambil belajar (“Ngajih”) di saat-saat banyaknya peristiwa ini.
Juga diharapkan agar yang sama segera terdapat penyamaan dan yang beda terdapat penyatuan agar perlindungan, kedamaian, kasih sayang, dan lain-lain dari-Nya lebih dapat dirasakan di dunia terutama di Nusantara ini sebagaimana juga ada yang mengatakan “Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kerto Raharjo”.
Juga disampaikan mohon maaf (dari kami sekeluarga) atas kelancangan dan sebagainya (terutama sejak menjelang Idul Fitri ini). Apabila ada yang membutuhkan informasi lebih lanjut atau berkenan memberi masukan, agar melaui “Web” / “FB” www.pencarianstandaretikadanakhlak.com. Atas segalanya diucapkan terima kasih.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Kepada sesama senior agar tidak merasa gengsi walaupun tentang internet dibantu oleh yunior, yang kadang belum cukup tahu tatakrama karena kekurangan mesti ada, dan datangnya kebenaran tidak diketahui manusia. Apabila tidak ada yang saling memberatkan, mungkin ini diantara pembiasaan pendidikan menggunakan “Saling pengertian”.
File Aslinya: