Informasi dan Komunikasi
Lutfi 07 Juni 2013 pukul 06:21 (Dari Santri) Nama: Syauqi M. Sadid Blok 1 No 57 KTT 12458 - Apa yang di maksud dengan lugu-lugu dan polos-polos?
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf apa yang (Insyaa Allaah) kami menulisnya belum tentu benar dan belum tentu sesuai terlebih masih membutuhkan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait. Yang dimaksud lugu-lugu dan polos-polos, sebenarnya sampai saat penulisan ini kami masih belum dapat membahasakan yang tepat, benar, dan semestinya, namun yang kami maksudkan adalah dahulu (sekitar 1985-1990) aktivitas yang walaupun kecil, namun menurut kami dianggap penting dan mendasar terbiasa dengan cukup hanya bersama atau dibantu oleh yang mengutamakan kejujuran (dalam pembicaraan dan lain-lain) dan kepolosan (tidak terlalu melebar ke mana-mana baik pikiran maupun perilaku, perbuatan, tindakan, dan sebagainya). Adapun tentang kekurangannya cukup dibantu oleh yang relatif pandai berbicara, pintar, cerdas, dan lain-lainnya, apabila tidak mampu maka dibantu oleh para ahli.
Alhasil ibarat yang tidak banyak ini dan itu, dibantu oleh yang sebaliknya sedangkan yang lebih banyak ini dan itu, juga menyadari kekurangannya (cenderung merasa tidak ada kreasi apabila imajinasinya tidak tersalurkan dan lain-lain) sehingga mengambil posisi lebih jauh secara fisik, tapi membantu kepada yang lebih lugu karena sepertinya menyadari bahwa yang lugu-lugu mempunyai kelebihan tidak banyak ini dan itu, dan memang yang lebih diutamakan untuk dibantu adalah yang lebih lemah, sehingga jadilah tradisi saling pengertian seperti itu.
Namun sejak 1991 sampai dengan apalagi setelah tahun 2000-an sepertinya (diduga) ada perubahan yaitu (dalam hal ini) saling pengertian kurang, sehingga yang mengutamakan jujur tersingkir sedangkan yang pintar, cerdas, pandai bicara, dan lain-lain cenderung tidak tahu diri atau potensinya tidak jelas pertanggungjawabannya.
NB. Namun anlisis kebutuhan ini belum tentu benar dan belum tentu sesuai hanya melihat dahulu shiddiiiq terdapat di urutan pertama diantara shiddiiiq, amaanah, tabliiigh, fathaanah, dan kenyataan memang Abu Bakar (As-Shiddiiiq) menjadi khalifah pertama.
Lalu bagaimana sekarang? Namun Awas! Awas! Awas! ini bukan untuk ibarat menggarami laut tapi hanya sebatas kebutuhan berdasarkan sedikit pengalaman kami yang diambil dari salah satu tradisi yaitu tradisi kami dan teman-teman yang sama kebiasaan akan tetapi sekarang sudah menghilang. Hal ini juga bisa dilihat pada inti surat no. 107 pada tulisan yang dekat dengan tanda tangan kami yang tercantum pada Website. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 07 Juni 2013 pukul 06:21 (Dari Santri) Nama: Abdullah Hasan Blok 1 No 5 KTT 12757 - Abdinah ingin Pengulasan kembali dawuh-dawuh RA pada tanggal 1 juni 2013 di balat. - Pertanyaan yang terkait dengan tadi malam, bagaimana dengan abdinah atau kami setelah kembali ke tempat masing-masing dengan kegiatan yang ada di pesantren seperti tahlil, burdah, dan lain-lain, agar tidak keluar dari standar etika beragama ?
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf kami masih belum bisa menjawab karena memang di tempat ini memang ada beberapa diantara dzikir-dzikir dan doa-doa dan bacaan-bacaan yang diantaranya sebagaimana panjenengan sebutkan dan kami sendiri tidak mengetahui asal-usulnya dan tidak mengetahui dasar-dasarnya yang jelas dan pasti. Akan tetapi selama ada di lingkungan ini yaitu yang dikatakan Al-Wafa Dusun Kauman RT/RW: 002/009, Tempurejo ~ Tempurejo ~ Jember, agar tetap sebagaimana biasanya saja terlebih dahulu atau sementara, Namun untuk di luar itu kami tidak ikut bertanggung jawab karena sepertinya dan/atau diduga ada atau banyak hal atau faktor yang juga perlu dipertimbangkan seperti unsur menjual atau merongrong atau berkedok dan lain-lain terhadap agama.
Namun kami tidak bisa memastikan apalagi mencontohkan karena sangat sensitif. Mungkin (Insyaa Allaah) kami relatif dapat memberitahukan apabila terdapat pertemuan semua pihak atau pihak-pihak terkait yang dibutuhkan oleh materi surat-surat agar pembahasannya mendapat pengawalan. Karena: a) apabila terlalu cepat dan terlalu gamblang maka ada kemungkinan terjadi ketersinggungan yang luas dan kami juga ikut bahkan sangat tersinggung, dan b) apabila terlalu lambat dan tidak jelas maka khawatir atau diduga ada kemungkinan tetap tidak ada upaya-upaya karena tidak dirasakan. Bahkan (kalau tidak salah) dengan banyaknya perkembangan maka sepertinya permasalahan yang mestinya segera diselesaikan, itu bisa hilang begitu saja atau berjalan tanpa terkendali akhirnya terjadi konflik yang tidak ada ujung pangkalnya seperti apabila sama menganggap atau mengklaim sama benarnya dengan tanpa saling pengertian tentang batas-batas dsb.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 07 Juni 2013 jam 06:21 (Dari Santri) Nama: Abdul Halim Blok 3 No 2 KTT 9372. Mohon penjelasan terkait warna dan desain sampul buku Alternatif Materi Persiapan.
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas usulannya, namun mohon maaf sampai saat ini kami masih belum dapat memberi jawaban karena walaupun sebelumnya sudah ada gambaran, namun gambaran itu bersifat relatif, terlebih berkaitan dengan anggapan umum sehingga dalam hal ini kami menunggu tanggapan dan pembahasan yang dihadiri oleh para ulama dan umara atau pemerintah beserta para ahlinya dan yang terkait. Sebenarnya ada rencana pertemuan antara lain untuk membahas hal itu, akan tetapi sampai saat penulisan ini masih belum dapat terlaksana. Namun hal ini suatu waktu dapat diusulkan lagi karena berkaitan dengan situasi dan kondisi. Namun mohon agar tidak terlalu kecewa dan apabila ada situasi yang mendesak bisa ditanyakan lagi, sampai di sini sementara. Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Lutfi 09 Juni 2013 pukul 04:31 (Dari Santri)
Nama: Rofi'i, Blok7 No 12 Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh. Saya ada dua pertanyaan: 1. Apa maksud dan tujuan tersendiri dari HTI sehingga sampe' ngundang tamu dari berbagai negara ? 2. Apa maksud dan tujuan disini {Ponpes Al-Wafa} diputer yang namanya HTI, sampe' dua pemutaran yang satu di Surabaya dan yang baru di Jakarta, mohon penjelasannya. Cukup sampai disini, kami mohon maaf apabila ada salah kata atau tulisannya. Wassalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarkaatuh.
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf jika apa yang (Insyaa Allah) kami sajikan tidak sesuai dengan harapan apalagi belum tentu benar dan belum tentu sesuai terlebih diantaranya bukan wilayah kami tapi wilayah eksternal yaitu:
1. Tentang “Maksud dan tujuan ngundang tamu dari berbagai negara?” kami tidak mengetahui karena bukan bagiannya. Namun Insyaa Allaah jika ada kesempatan akan kami tanyakan kepada sebagian panitia tentang seputar hal tersebut, akan tetapi jangan dijadikan janji.
2. Tentang pemutaran atau penayangan acara-acara HTI di sini (yang dikatakan PP. Al-Wafa) adalah karena merupakan wawasan, yang baik secara langsung maupun tidak langsung ada kaitannya baik ketika semasa di tempat ini (yang dikatakan PP Al-Wafa) maupun setelah keluar. Karena berkaitan dengan Islam atau keislaman. Namun perlu diketahui bahwa penayangan ini perlu dirangkum dari awal agar bisa memporsikan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan porsi wawasan yang dibutuhkan terlebih apabila berkaitan dengan pemahaman aliran masing-masing yakni agar masing-masing tidak terkaburkan dan antara satu sama lain agar tidak terjadi saling terganggu, kecewa, terjanjikan, dan lainnya. Sehingga sejak 2009 diadakanlah beberapa penayangan atau acara-acara antara lain: 1) yang dimaksud dengan salah satu kultur (sejak 2005), 2) mulai maraknya peristiwa-peristiwa dan kasus-kasus dari pemberitaan sejak 2008 sampai 2012, 3) kontroversi NII, teroris, hukum/mafia hukum, dan sebagainya, 4) yang sangat mempertahankan istilah-istilah jejak lelampah para leluhur, 5) yang sangat tidak menyukai bid’ah atau sesuatu yang diada-adakan, 6) HTI, dan 7) lain-lain termasuk yang mengkritisi dan membandingkan antara UUD ‘45 yang asli dengan yang sudah diamandemen dan seputar babad Jayabaya. Namun perlu diketahui bahwa sebenarnya ada lagi yang hampir sama akan tetapi khawatir terjadi kesalahpahaman yaitu yang optimis dengan tegaknya khilafah bukan hanya yang ada ditayangan itu tapi ada lagi acara yang terkait dengan surat kabar “Suara Islam”, namun kami belum atau tidak berani menayangkan karena yang lebih umum di sebagian daerah dibandingkan dengan yang menggunakan surat kabar “Suara Islam” adalah yang menggunakan surat kabar “Media Umat”.
Kesimpulannya adalah tayangan-tayangan tersebut sebagai wawasan agar mengambil yang benar dan meninggalkan yang sebaliknya dengan tanpa mengkaburkan dan sebagainya terhadap kultur masing-masing diantaranya kultur kami dan teman-teman di lingkungan ini. Apabila sudah keluar terserah, namun dengan harapan agar tetap tidak terjadi pengkaburan, serupa tidak sama, saling terganggu, saling kecewa, saling terjanjikan, dan sebagainya. Karena sepertinya ibarat bersih tidak bersihnya wajah kadang orang lainlah yang terlebih dahulu mengetahui. Dengan tujuan utama agar di sanalah (diharapkan) terjadi saling menasehati. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Afif Udin 9 Juni pukul 11:18. Cankolang sbelumah dg adx web ini sy sangat bangga dan bhgia krn bs berkomunikasi / silaturrahmi dg kyai dan para santri2 x
Afif Udin 17 Juni 2103 pukul 16:18 (mengomentari foto Pencarian Standar Etika dan Akhlak) Smg ap yg d cita2 kan beliu terkabul amiin2 y robbel alamiiin
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Alhamdulillah jika ada yang dianggap sesuai dan terima kasih jika ada yang dianggap membantu terlebih atas support dan do’anya aamiin namun mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan. Terlebih belum tentu benar dan belum tentu sesuai karena masih membutuhkan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Achmad Izzul Musthofaa 10 Juni pukul 7:26
assalaamualaikum.............. alhamdulillah buku telah diasebar...... kendalanya banyak alamat rt rw yng tidak tercantum.... mohon dilengkapi.
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas informasinya. Dan kami sudah menyampaikannya kepada beberapa teman karena ini menyangkut atau terkait dengan peminjaman atau pengedaran sementara dan lain sebagainya. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Arief Muncar12 Juni pukul 2:48 (mengomentari Logo Bagaimana?)
Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Ta'aalaa Wabarakaatuh.
Bismillaahirahmaanirrohiim. Sebelumnya Abdinah yg sangat bodoh dlm segala hal, mator cangkolang tor agungah pengaporah se sobung betesah atas sadhejeh kacangkolangan pamator abdinah...
Mengenai logo yg ada di dlm telur bila di liat dari jauh hampir mirip dg CANDI ,
apabila sekiranya tidak mngubah / mngganggu pada arti n makna yg di maksud dari logo tersebut, kadhi ponapah manabi tulisan Arab YG Berbentuk PARAMIDA dirubah bentuk seperti KUBAH masjid beton. perlu di ketahui pula bahwa comentar ini belum tentu baik dan benar, mohom bimbingannya. sementara sekian dulu dari abdinah , mohon ma'af yg tiada batasnya atas segala kecankolangan ,salah dosa abdinah ,baik yg suda/belum/yg sedang terjadi,baik lahir maupun bathin WAssalaamu'alaikum Warahmatullaahi Ta'aalaa Wabarakaatuh
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas komentar dan usulannya, namun mohon maaf jika apa yang (Insyaa Allaah) kami sampaikan dalam tulisan ini tidak sesuai dengan harapan panjenengan. Dan / Namun apabila ada pertanyaan lebih lanjut silakan (ta’ ponapah préksanih polé) sambil jalan.
Tentang gambar diantaranya sudah dicantumkan pada tanggapan yang disampaikan pada halaman 9 sebelum ini (yang sedikit menguraikan walaupun belum tentu benar, belum sesuai, bersifat sementara, dan lain-lain). Adapun tentang penulisan Arab berbentuk segitiga yang hampir sama dengan Jawa yaitu antara lain ingin mencari bentuk bagaimana pembahasaan urusan dunyaa-waddini di Nusantara ini? Karena setelah beberapa dari yang pernah belajar sesama tempat dengan kami keluar, ada yang sepertinya sangat fanatik dengan wilayah masing-masing khususnya: a) ada yang sepertinya mengikuti atau masuk atau ingin berjuang melalui kelompok Islam yang kalau tidak salah datangnya dari Timur Tengah yaitu HTI, dan b) ada yang sepertinya mengikuti atau masuk atau ingin berjuang melalui kelompok Islam yang kalau tidak salah dari Indonesia yaitu NU. Sehingga pada acara yang dilaksanakan di lapangan Dusun Besuk ~ Wirowongso ~ Ajung ~ Jember pada 25 Maret 2012 terjadi pemberhentian oleh aparat, kasarnya hampir bentrok. Maka dengan itu kami merasa mendapat pelajaran yang sepertinya (kalau tidak salah) sampai saat ini apabila terlalu Timur Tengah seakan-akan tidak mau terhadap negara, tapi apabila merongrong simbol-simbol keyakinan terlebih menyangkut tulisan khawatir tidak sesuai, sehingga kami mencoba meletakkan Tawajjah di puncak segitiga sedangkan dibawahnya diikuti dengan tulisan-tulisan beserta skema, logo, dan lain-lain dengan menggunakan bentuk ibarat Brawijaya sebagai penegak hukum walaupun bersifat umum, karena kalau tidak salah hukum-hukum syari‘ah sebagian dari definisi Islam. Namun di sini memang berbeda antara hukum umum yakni selain Islam dengan hukum Islam (kecuali responnya seperti orang islam boleh beribadah dan sebagainya di Indonesia), sehingga sampai saat ini masih menunggu antara lain bagaimana sebenarnya simbol Muslimin yang terbaik di Indonesia?
Kesimpulannya pertama adalah gambar ini sekedar upaya kami menengahi antara umum dan khusus sebagai perkembagan dari istilah kultur atau tradisi yang tidak ingin berbenturan dengan dunyaa-wadddiini, bagaimana? Sampai di sini sementara, jika ada masukan lebih lanjut silakan namun lebih pas atau Insyaa Allaah lebih jelas apabila para ulama dan umara atau pemerintah beserta ahlinya yang terkait segera diperoleh jalinan kestabilah hubungan dan komunikasi. Di akhir tulisan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih khususnya kepada panjenengan karena dengan ini pula kami terpanggil untuk mengkaji ulang dan mohon masukan melalui rencana pembuatan materi Insyaa Allaah denga juga diisi logo-logo dalam rangka mohon masukan-masukan dan lain-lain khususnya bagaimana agar tidak terjadi benturan dan bagaimana agar tidak terjadi rongrongan terhadap simbol agama beserta simbol dan sebagainya.
Kesimpulan kedua adalah sampai saat ini kami masih kebingungan dalam membuat simbol khususnya setelah MUI diduga belum memberi respon yang cukup, sehingga kami mencoba menggunakan skema Islam yang di atasnya hampir juga dapat dikatakan mendekati kubah, namun setelah acara HTI yang pernah sesama tempat belajar (kasarnya ibarat alumni) acaranya sempat dihentikan (menurut berita/diduga oleh aparat walaupun sampai saat ini belum memahami sebenarnya tentang HTI), maka kami mencoba mencari suasana yang juga mendekati dengan lambang Kodam V Brawijaya atau sebagai alternatif bahan usulan bagaimana menyikapi orang-orang yang merindukan khilafah dan bagaimana menyikapi orang-orang yang merindukan sebagian jati diri Jawa. Sebenarnya ini sangat sensitif sehingga terima kasih apabila ada bantuan panjenengan bagaimana ulama dan umara atau pemerintah beserta para ahli terkait agar merespon hal ini karena walaupun kegiatan kami rata-rata hanya di intern, namun setelah keluar mungkin teman-teman tidak terlepas dari ekstern lalu bagaimana agar sajian kami walaupun sangat sedikit sekali supaya sesuai atau tidak keluar dari kebutuhan normatif di masyarakat (bagi yang berkenan). Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Cabana Caffana Labana 13 Juni 2103 pukul 21:32 (mengomentari Materi 12 Juni 2013 M (Sy) / 3 Syaban 1434 H (Q). Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Mohon Maaf sebelumnyaaa, kalau tidak keberatan saya hanya ingin mengetahui inti dari pembahasan2 ini secara garis besar adalah untuk apa??? mohon maaf atas kelancangan pertanyaan dari saya.... terimakasih
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf jika apa yang insyaa Allaah kami sampaikan tidak sesuai dengan harapan panjenengan, terlebih ini masih membutuhkan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait. Yaitu apa yang terdapat dan dimaksud pada “Sekilas Ringkas Materi Persiapan Revisi 12 Juni 2013 M (Syamsiyyah) /3 Sya’ban 1434 H (Qamariyyah) Untuk Isi dan Dimaksud “Sekilas Ringkas Rencana Pokok-Pokok Materi Sementara Revisi I” 13 Juni 2011 (Sy) / 11 Rajab 1432 (Q) “Ringkasan Pokok-Pokok 82 Surat” 24 April 2009 (Sy) / 28 Rabi’ul Akhir 1430 (Q) Bahwa dengan banyaknya peristiwa khususnya (kaitan dengan permasalahan kami) sejak 2005 dirasa perlu ada upaya-upaya untuk solusi permasalahan dan penstabilan aktivitas dan kalau tidak terlalu lancang terutama atau termasuk ekstern yakni Nusantara dan Dunia mumpung diduga sedang hangat atau baru hangat atau banyak peristiwa yang menjadi gambaran untuk mensolusi masalah dan penstabilan perjalanan hidup dan keigatan. Adapun materinya terserah masing-masing. Namun bagi, menurut, dan untuk kami beserta teman sesama kebiasaan (jika berkenan dan jika dianggap sesuai) materi yang ingin diajukan adalah Materi 12 Juni 2013 tersebut karena merupakan sekilas ringkas rangkuman dari perjalanan surat-surat sejak 23 Juni 2005 yang sementara ini dilanjutkan dengan surat no. 107 tertanggal 24 Mei 2013.
Mungkin jika diringkas kesimpulannya adalah kepada yang ingin mencari solusi permasalahan dan penstabilan perjalanan beserta kegiatan (W) alangkah baiknya jika dilaksanakan mulai dini dengan mengadakan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait. Dengan menggunakan konsep pemikiran masing-masing yaitu sesuai dengan pribadi dan lembaga masing-masing. Namun menurut, bagi, dan untuk kami yaitu yang terdapat dan dimaksud pada Materi tertanggal 12 Juni 2013 yaitu “Sekilas Ringkas Materi Persiapan Revisi 12 Juni 2013 M (Syamsiyyah) /3 Sya’ban 1434 H (Qamariyyah) Untuk Isi dan Dimaksud “Sekilas Ringkas Rencana Pokok-Pokok Materi Sementara Revisi I” 13 Juni 2011 (Sy) / 11 Rajab 1432 (Q) “Ringkasan Pokok-Pokok 82 Surat” 24 April 2009 (Sy) / 28 Rabi’ul Akhir 1430 (Q). Sampai di sini sementara. Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Wishnu Inslave 14 Juni pukul 10:17 (mengomentari Materi 12 Juni 2013 M (Sy) / 3 Syaban 1434 H (Q). Asalamualaikum. warahmatullahi wabarakatuh. mohon maaf sebesarnya ..jika boleh menjawab... mungkin semua ini adalah proses, karena Tuhanpun berproses... tidak instan.. bumi diciptakan 1 detik bisa, tapi Allah menciptakan selama 6 hari... begitu pula dlm mencari ilmu.. tidak instan atau garis besarnya saja.. tapi liku2nya harus dilalui. maaf jika saya lancang menjawab...
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas jawaban atau komentarnya yang juga merupakan pelajaran bagi kami. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 14 Juni 2013 pukul 20:37 (Dari Santri)
nama:hasan baisuni blok 9 no 30 - dari beberapa penayangan dan/atau penyetelan abu arbi, pencerahan dari salah satu staf Nu dan penyetelan HTI dll bagaimana cara untuk menyikapi hal hal tersebut ?mohon masukan atau buruken
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf dan agar tidak terlalu kecewa apabila yang (Insyaa Allaah) kami utarakan tidak sesuai dengan harapan panjenengan. Terlebih masih membutuhkan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait.
Memang kami ingin segera memberitahukan apa yang menjadi kesimpulan dari adanya penayangan-penayangan terutama untuk menyikapinya baik di intern maupun di ekstern karena kami merasa mempunyai beban tanggung jawab untuk memberitahukan ke panjenengan sesarengan selama ada di intern. Namun sampai saat ini kami sendiri masih belum dapat menyikapi. Terlebih untuk menyampaikan kepada panjenengan. Dan walaupun ada gambaran namun masih belum bisa diutarakan, karena berkaitan dengan ekstern terlebih sesampainya panjenengan di masyarakat luar atau rumah tangga masing-masing lebih membutuhkan kehati-hatian. Dan lebih dari itu, hal tersebut mengandung urusan dan pertanggungjawaban di akhirat nanti. Oleh karena itu, sebenarnya kami ingin membantu untuk menyikapinya yakni untuk menyikapi perbedaan tersebut namun sampai saat ini masih belum berani apalagi dirasa belum mendapat kejelasan dan kepastian dan sebagainya antara lain karena masih menunggu pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait. Jadi mohon maaf agar tidak terlalu kecewa. Namun apabila ada situasi yang mendukung silakan diajukan kembali tapi agar tidak dijadikan janji. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 15 Juni 2013 pukul 10:22 (Dari Santri)
nama:imran hamzah blok 1 no 52 - 1) Sebelumnya mohon maaf kami ada yang mau tanyakan dari materi asal 07 oktober 2012. kami tidak paham....... maupun umum seperti penemuan, situs, dan prasasti, dan atlantis, maupun metafisika/irasional legenda seperti dewa, ratu kidul, sabdo palon, dan naya genggong, termasuk yang kadang kontroversi, seperti ufo, alien, sejarah ajisaka (amal aksara jawa), syekh subakir, dan para wali termasuk kontroversi syekh siti jenar 2) Apa arti “teppo seliro?”
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf dan agar tidak terlalu kecewa apabila yang (Insyaa Allaah) kami bicarakan tidak sesuai dengan harapan panjenengan terlebih masih membutuhkan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait, yaitu:
1. Tentang pertanyaan poin pertama sampai menjelang tulisan ini tertanggal kami masih belum bisa menjawabnya namun yang dirasa dapat disampaikan adalah hanya sedikit masukan dari kami yaitu walaupun kami sendiri tidak mengetahui asal-usul dan yang dimaksud dengan istilah-istilah tersebut akan tetapi sepertinya akhir-akhir ini di internet atau di dunia maya relatif banyak dibicarakan / ditayangkan / dibahas atau lain sebagainya sehingga sepertinya diantaranya ada yang ingin direalisasikan walaupun mungkin sebatas pemahaman saat ini. Oleh karena itu, kami dirasa perlu untuk memberitahukan bahwa sekarang sudah banyak informasi baik yang bertujuan untuk perbaikan-perbaikan maupun lainnya, akan tetapi jika kurang tepat dikhawatirkan membias sehingga dicantumkanlah istilah tersebut walaupun kami tidak mengetahuinya. Hanya saja yang dapat disampaikan bahwa menurut sebagian pendapat dan menurut yang saya ngaji ada beberapa wilayah yang perlu diperhatikan fungsinya antara lain: 1) yang tersirat dan relatif tinggi atau dalam, sehingga sulit atau tidak dapat dibahasakan secara lisan atau tidak boleh dan lain-lain, karena terlalu sensitif dan tidak mesti, contoh orang yang mendapat alamat atau yang dikatakan informasi dari ghaib atau bukan dari manusia biasa, dari mana itu? Dan apa itu? Dan seterusnya inilah yang sulit atau kami tidak bisa membahasnya karena yang diciptakan dari api sulit dibedakan antara yang positif dan negatif, dan 2) yang tersurat inipun bermacam-macam ada yang mengandung arti (W) pasti dan dapat dipertanggungjawabkan dan ada yang hanya pemberitaan yang tidak jelas, apakah sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan? Alhasil intinya penulisan istilah-istilah tersebut sebagai bantuan sajian dari kami agar juga diketahui bahwa sekarang sangat banyak istilah-istilah, ungkapan-ungkapan, dan lain-lain yang perlu dipelajari, dicermati, dan seterusnya jika dan selama dibutuhkan dan tidak merugikan namun membutuhkan sistim dan/atau cara-cara yang tepat, benar, dan semestinya. Sehingga tanggapan atas poin nomor 1, sampai di sini sementara hanya saja yang sementara ini bisa disajikan adalah logo “Bagaimana?” tertanggal 11 Februari 2013 yang sementara ini kami menggambarkan seperti itu antara lain yaitu: 1) Tawajjah, Ta’awwudz, basmalah, hamdalah dan seterusnya diletakkan di atas dengan diakhiri oleh “Baldatun Thayyibatun dan seterusnya” yang terkadang ada yang ibarat mengkaitkan dengan sebagian kata-kata kuno yakni “Gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo”, dan 2) tentang legenda atau mitos atau cerita tentang hal-hal yang terkait dengan sejarah seperti tentang Dewa, Ratu Kidul, Sabdo Palon, dan Naya Genggong, menurut yang saya baca di internet ceritanya ada yang mengkaitkan dengan salah satu raja terbesar yaitu Brawijaya, dan sampai saat ini namanya digunakan oleh Kodam Jawa Timur dan kalau tidak salah istilah Bhayangkara juga diambil dari masa-masa itu sehingga digambarlah seperti sebagaimana pada logo “Bagaimana?” Adapun tentang telur adalah ibarat kebetulan (takdir) karena ada legenda yang kalau tidak salah dan walaupun tidak sama melainkan hanya hampir ada kaitannya walaupun sedikit yaitu ada cerita kuno bahwa yang selamat di akhir zaman adalah yang ibarat telur di tengah batu. Kalau dipikir secara dangkal seakan-akan tidak masuk akal tapi kalau dikembalikan kepada kitab yaitu kalau tidak salah yang tidak terlibas atau yang selamat dari dampak kerugian adalah orang yang diberi rizki, teguh keimanan, dan seterusnya, sedangkan sekarang (kalau tidak salah) masa-masa adu kepintaran, bagaimana menyikapi ini? Karena: a) apabila cerita-cerita kuno tidak dipelajari khawatir orang yang fanatik Jawa terlalu merasa tersingkir dan menolak secara di luar kewajaran atau terlalu tersinggung, tapi sebaliknya, b) apabila cerita-cerita kuno yang tidak diketahui asal-usulnya terlalu diperhatikan terlebih meyakini hal yang tidak tepat, bagaimana? (agar dicari di kitab). Demikian juga lainnya seperti istilah Ufo, Alien, sejarah Aji Saka (awal aksara Jawa), Syekh Subakir, dan para wali termasuk kontroversi Syekh Siti Jenar dan seterusnya kami tidak atau belum berani membicarakan karena juga masih menunggu pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait.
2. "Teppo Seliro". Tentang Teppo Seliro adalah istilah yang kami mendengarnya dari ba’dil masyaayikh intinya adalah saling pengertian, namun untuk pemahaman dan pelaksanaan saling pengertian juga terkait dengan jalan pemahaman, cara pelaksanaan, dan lain sebagainya. Karena (W) apabila saling pengertian sudah berjalan dan menjadi tradisi, maka sepertinya sangat membantu untuk menghindari pengakaburan, serupa tidak sama, saling terganggu, saling kecewa, saling terjanjikan, dan lain-lain lalu bagaimana sekarang? Apakah orang-orang khususnya tokoh-tokoh yang ada di masyarakat luas baik di Nusantara maupun dunia tidak mendengar tentang istilah saling pengertian? inilah pertanyaannya. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 15 Juni 2013 pukul 10:29 (Dari Santri)
Nama: Syaiful Bahri, Blok 7 No 21. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Dengan pengetahuan yang sangat begitu dangkal dan terbatas dalam mempelajari situasi dan kondisi yang terjadi, kami berpendapat bahwa :
- Mungkin dibutuhkan pelurusan dalam pemahaman bersama, sekaligus sebagai bentuk pertahanan dalam upaya untuk sebuah pelestarian disaat dan dibidang apapun, bagi siapapun, dan dalam keadaan bagaimanapun. Mengingat pelaksanaan dalam tata cara, beserta sistem yang digunakannya sudah terasa mulai bergeser dari tempat dan tujuan sebagai-mana mestinya. Kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhh.
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih banyak atas masukannya. Setelah kami membaca istilah mempertahankan dan seterusnya memang inilah yang juga sangat dibutuhkan (walaupun kami sendiri tidak mampu) dan memang apa yang panjenengan menulisnya rata-rata berkaitan dengan kebutuhan kami yang rata-rata sedang membutuhkan pemahaman bersama, sekaligus sebagai bentuk “Pertahanan dalam upaya untuk sebuah pelestarian”. Sehingga selain dari ucapan terima kasih atas ungkapan kebutuhan tersebut juga kami mohon bantuan untuk selanjutnya bagaimana sistem dan metode yang terbaik untuk langkah-langkah berikutnya? Namun mohon maaf dan agar dimaklumi apabila ada saran jika seakan-akan tidak diperhatikan, karena masih juga dipertimbangkan dengan lainnya. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 15 Juni 2013 pukul 10:52 (Dari Santri)
Nama: Abdul Aziz, Blok 7 No 3 Assalaamu Alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. 1. Terutama kami mau minta maaf atas semua kesalahan kami, baik itu dari tulisan kami, atau lain-lainnya. Yang kami mau tanyakan adalah bagaimana "madura"nya bahasa-bahasa yang dibawah ini, itupun kalau tidak mengganggu guru : Kesenjangan Paradigma, Krisis Potensi, Prioritas, Tradisi Modern, Forum, Motifasi, Mengakomodir, Normatif, Komunikasi Inten, Sistem Yang Relatif, Habitat, Spritual, Kontribusi, Metodologi, Akademisi, Sosialisasi, Labfor, Motifasi, Mengakomodir, Relevansi, Revisi, Komprehensif, Klasifikasi, Spesifik, Diklasifikasi, Parameter, Konsep Managemen, Falsafah Hukum dan Ham, Desain, Sistem Administrasi, Legalitas Fisik, Dilema, Haluan, Metafisika.
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf jika jawaban kami tidak sesuai dengan apa yang panjenengan butuhkan karena selain keterbatasan kami memang sampai saat ini kami membutuhkan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait. Akan tetapi karena sepertinya dirasa dibutuhkan maka (Insyaa Allaah) berikut kami mencoba utk. memberitahukan walaupun belum tentu benar dan belum tentu sesuai.
Saéstonah manabi masalah terjemah bahasa Madureh sé saongghunah bádhán kauleh dhibi’ gi’ belun ngaoningi sé selerressah, namung ngiréng oladhih bisaos sambih musyawarah agi sareng sé ahli pola-pola lerres. Manabi korang saé sopajeh bádáh pamangghi kaangghuy beccék sé bádhán kauleh anyo’onah é paréngi oning manabi ta’ aganggu ropanah éngghi ka’dintoh:
1. Kesenjangan Paradigma éngghi ka’dintoh ta’ saminah otabeh ta’ tapangghinah kárangka pamekkéran otabeh pamekkéran tak sami.
2. Krisis Potensi éngghi ka’dintoh merosotah kemampuán otabeh kemampuán merosot.
3. Prioritas éngghi ka’dintoh sé perloh langkong dhimin.
4. Tradisi Modern éngghi ka’dintoh adet modern amarge bádáh sé kasokan adet konah bádáh jughen sé kasokan adet modern.
5. Forum éngghi ka’dintoh tempat papangghien kaangghuy amusyawarah otabeh ngatoragi / ngaluaragi pendapat / pamangghi.
6. Motivasi éngghi ka’dintoh cara-cara kaangghuy adeddhi agi semangat se ta’ kalaben paksaan.
7. Mengakomodir éngghi ka’dintoh sé adeddhi agi kacokopan dhe’ sadejeh kabutoan épon.
8. Normatif éngghi ka’dintohwajar, seddheng otabeh samestenah
9. Komunikasi Inten éngghi ka’dintoh terosan otabeh ngongghuagi é dhélem nyambung epon
10.Sistem éngghi ka’dintoh bentuk epon kalakoan sareng cara-cara sé sami ahubungan antara settong dhe’ ka settongah, biasa épon sabben-sabben sala settongah ahubungan sareng sé laén. Sé sadhejenah anyamah sistem seddheng sala settongah anyamah sub sistem.
11.Yang Relatif éngghi ka’dintoh sé adhi kadhieh.
12.Habitat éngghi ka’dintoh aslinah sé pajhet asal épon.
13.Spiritual éngghi ka’dintoh ruang lingkup otabeh wilayah keyakinan otabeh perasaan otabeh karohanian.
14.Kontribusi éngghi ka’dintohsombengan.
15.Metodologi éngghi ka’dintoh ilmu épon cara sé pajhet samestenah yakni sé lerres.
16.Akademisi éngghi ka’dintoh oréng pendidikan téngghi. Ropa-ropanah ka’dintoh kleroh sé lerres éngghi ka’dintoh akademik
17.Sosialisasi éngghi ka’dintoh pa’-madepa’.
18.Labfor éngghi ka’dintoh Laboratorium Forensik biasa épon kaangghuy amesté agi parkarah sé pajhet saongghunah tor sé pajhet cocok sareng ilmu sareng pengetahuan épon. Coma sé repot manabi pas uji coba epon é rahasia agi mélah dhéri ka’dintoh bádhán kauleh terro abedhé aginah papangghien sé Labfor epon terbuka sopajeh sé lugu-lugu sareng sé polos-polos jughén ngaoningi coma kalaben syarat manabi benni pajhet rahasia sé menyangkut pribadi ben manabi menyangkut rahasia pribadi sé penténg é ka oningi saos wilayanah, amarghé manabi ta’ é pangghi wilayah epon makah kobeter acampor aherah pas sami-sami kabur.
19.Relevansi éngghi ka’dintoh cocok otabeh nyambung.
20.Revisi éngghi ka’dintohbeccé’an.
21.Komprehensif éngghi ka’dintohlengkap.
22.Klasifikasi éngghi ka’dintoh é begi otabeh begien
23.Spesifik éngghi ka’dintohkhusus.
24.Parameter éngghi ka’dintohkor-okoran.
25.Konsep éngghi ka’dintohrencana desar.
26.Managemen éngghi ka’dintohpengelolaan.
27.Falsafah Hukum dan HAM éngghi ka’dintoh ilmu kaangghuy nyaréh sé lerres (ngangghuy pamekkéran) angengingih masalah hukum sareng Hak Asasi Manusia.
28.Desain éngghi ka’dintoh rancangan sé aessé bentuk sareng laén-laén.
29.Sistem Administrasi éngghi ka’dintoh tata usaha sé ahubungan sareng tolésan.
30.Legalitas Fisik éngghi ka’dintoh sé pajhet mestéh tor paddháng dhe’ sadejenah oréng sé bisa ékenning dhebu agi bisa maos.
31.Dilema éngghi ka’dintoh due’ hal sé sami-sami répot kaangghuy é pélé karena sami bádáh ta’ saénah.
32.Haluan angengingih masalah ka’dintoh bádhán kauleh ghi’ kaloppaé kennengan sareng maksud epon.
33.Metafisika éngghi ka’dintoh pengetahuan (parkarah) sé ta’ abentuk báráng.
Namun setelah kami menulis dirasa sangat sulit atau belum bisa menterjemah yang relatif pas atau sama dengan yang kami maksudkan dan yang ada dalam pikiran kami antara lain karena keterbatasan kami untuk membahasakannya, berkaitan dengan pemahaman sebelumnya, tidak mempunyai istilah, dan lain-lain akhirnya dicoba, seperti:
1. Yang kami maksud dengan “Kesenjangan paradigma, komunikasi, dan metode" yaitu karena terjadi perbedaan antara pemikiran, pembicaraan, dan cara-cara yang kami maksud.
2. Yang kami maksud dengan “Krisispotensi dan nilai“ adalah kemampuan dan tata kramanya sangat menurun.
3. Yang kami maksud dengan prioritas adalah yang perlu didahulukan.
4. Yang kami maksud dengan masyayikh tradisi kuno dan modern yaitu masyayikh atau para guru yang (kasokan épon) menggunakan atau membiasakan tradisi serta kebiasaan kuno dan modern.
5. Yang dimaksud dengan “Forum” demikian juga
6. Yang dimaksud dengan “Motivasi”. demikian juga
7. Yang dimaksud dengan “Mengakomodir” demikian juga
8. Yang dimaksud dengan “Komunikasi”. demikian juga
9. Yang dimaksud dengan “Inten”. demikian juga
10.Yang dimaksud dengan “Sistem”. demikian juga
11.Yang dimaksud dengan “Relatif". demikian juga
12.Yang kami maksud dengan “Habitat” manusia adalah agar ilmu dan pengetahuan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dengan melihat kebutuhannya berdasarkan bawaan dan seterusnya agar tidak merusak kesiapan positif yang sudah ditakdirkan padanya atau pada orang tersebut.
13.Yang dimaksud dengan “Spiritual” yang benar dan semestinya kami belum mengetahui maka agar ditanyakan saja pada yang sudah mempunyai keahlian dan berpengalaman.
14.Yang dimaksud dengan “Kontribusi” adalah sumbangan.
15.Yang kami maksud dengan“Metodologi” adalah ilmu atau pengetahuan untuk cara atau cara-cara yang tepat, benar, dan semestinya.
16.Yang kami maksud dengan“Akademisi” adalah mungkin dahulu salah, yang tepat adalah “Akademik” maksudnya adalah karena ini berkaitan dengan kebutuhan manusia yaitu agar ilmu dan pengetahuan yang biasanya formal dan berjenjang dan tersusun agar sesuai dengan manusianya meliputi kebutuhan dan seterusnya.
17.Yang dimaksud dengan“Sosialisasi”demikian juga.
18.Yang dimaksud dengan“Laboratorium forensik” yang benar dan semestinya kami belum mengetahui maka agar ditanyakan saja pada yang sudah mempunyai keahlian dan berpengalaman.
19.Yang dimaksud dengan“Relevansi”adalah hubungan keterkaitan.
20.Yang dimaksud dengan “Revisi”adalah peninjauan dan perbaikan.
21.Yang dimaksud dengan “Komprehensif”adalah menyeluruh.
22.Yang dimaksud dengan “Klasifikasi” adalah penggolongan.
23.Yang kami maksud dengan “Spesifik” adalah khusus yakni sebagian diantara yang umum atau lainnya.
24.Yang dimaksud dengan “Parameter”adalah ukuran.
25.Yang dimaksud dengan “Konsep” yang benar dan semestinya kami belum mengetahui maka agar ditanyakan saja pada yang sudah mempunyai keahlian dan berpengalaman.
26.Yang dimaksud dengan “Managemen” adalah pengelolaan.
27.Yang dimaksud dengan “Falsafah Hukum dan HAM” demikian juga.
28.Yang dimaksud dengan “Desain” yang benar dan semestinya kami belum mengetahui maka agar ditanyakan saja pada yang sudah mempunyai keahlian dan berpengalaman.
29.Yang kami maksud dengan “Administrasi” adalah pembukuan atau catatan.
30.Yang kami maksud dengan “Legalitas” sepertinya kalau tidak salah ini untuk pertemuan karena yang biasa dikatakan resmi adalah hanya tulisan atau hitam di atas putih yang seperti notaris, perjanjian bermaterai, dan sebagainya, namun yang kami butuhkan walaupun tidak semuanya bertanda tangan yang penting ada suasana beserta situasi dan kondisi yang membuat orang memahami dan meyakinkan seperti pertemuan yang dihadiri oleh semua pihak yang terkait dengan diketahui oleh semuanya dan didokumentasikan atau direkam. Karena kami tidak mempunyai istilah maka digunakanlah istilah “Legalitas fisik” atau yang memadai yakni yang dimaksud dengan legalitas fisik memang bisa terlihat stempel dan lain-lain, kalau non fisik tanpa stempel namun dengan melihat gerak-gerik orangnya biasanya orang tahu bagaimana sikap orang tersebut, namun mohon maaf dan agar diketahui ini istilah sementara dan agar dicarikan bahasa yang tepat, benar, dan semestinya.
31.Yang dimaksud dengan “Dilema” adalah situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan.
32.Yang dimaksud dengan “Haluan” yang benar dan semestinya kami belum mengetahui maka agar ditanyakan saja pada yang sudah mempunyai keahlian dan berpengalaman. Dan kami sedang lupa dengan haluan tersebut.
Yang kami maksud dengan “Metafisika” pada materi dan sering ditulis di beberapa surat merupakan salah satu ungkapan yang sampai penulisan ini kami masih belum dapat membahasakan sehingga mohon maaf dan bisa ditanyakan kembali pada waktu-waktu lain namun agar tidak dijadikan janji
Sebenarnya masalah ini kami belum bisa membahasakan dan tidak tercantum secara terang-terangan karena sangat sensitif dan rawan adapun maksudnya begini namun sebelumnya kami pesankan agar penjelasan ini jangan dijadikan anggapan negatif atau hal-hal yang tidak menyenagkan dan sebagainya kepada siapapun karena mestinya dibahas di dalam forum atau pertemuan audiensi dengan pihak-pihak terkait menggunakan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait.
Namun karena terkait dengan pertanyaan tentang yang dimaksud dengan Metafisika, maka ingin kami coba menggambarkan walaupun bersifat dugaan yaitu sejak 1985-1990 kegiatan kami berangkat dari emosional atau perasaan dan yang dirasakan oleh teman-teman agar bisa menjadi kegiatan antara lain dahulu menjadi kolam di pondok dan toko Super Galaxy, akan tetapi ketika kami tertimpa oleh ujian yang kami tidak mampu menghadapinya kami mengalami stres berat dan depresi, dan di waktu itu muncullah khayalan-khayalan yang seakan-akan sudah di luar kesadaran hidup sebagaimana biasanya, sehingga dicarikanlah solusi menggunakan berbagai cara namun terjadi berbagai anggapan dan faktor perasan yang memang dirasakan diantaranya yaitu: 1) kurang terbuka, 2) kurang berlatih diri, 3) tidak merasa puas masa mudanya, 4) di masa remaja terlalu di kungkung, 5) terlalu berfikiran raja atau sombong, 6) tergoda gara-gara melihat wanita modern, 7) tidak bisa melupakan istri yang dicerai, 8) trauma masa lalu, 9) pernah merasa ganteng, 10) tidak ingin kalah saing, 11) bersaing kharisma atau kewibawaan di mata orang, 12) ingin mencari pasangan yang cantik dan cocok, sedangkan lingkungan tidak sesuai dengan suasana pacaran apalagi usia sudah terlambat dan tidak sesuai dengan kitab kuning, 13) kena guna-guna, 14) kemasukan jin, 15) kurang menggunakan penangkal barang halus, tidak memperhitungkan perhitungan atau dinah (dalam bahasa adat) atau dedinan, 16) tidak matang larangan yang menjadikan naas atau apes (dalam bahasa adat) dan sebagainya. Di sinilah kami mendapat pelajaran melalui takdir yang dialami dan dirasakan sejak 1991, yang berakibat pada kebingungan yang sangat tidak menentu, bahkan kami pernah masuk rumah sakit dan di awal 2013 kami terkena penyakit tidak bisa tidur selam 6 bulan dan disaat-saat itu tertimpa rasa keputusasaan yang sangat mendalam bahkan setelah sedikit ada kesembuhan kami menggunakan upaya semaksimal mungkin utk mencari solusi mulai dari mencari hiburan sampai mendatangi banyak paranormal, namun belum membuahkan hasil, dan belum mendapat arah yang ingin dijalani.
NB. Awas! jangan menyalahkan siapa-siapa atau kami tidak berani langsung menyalahkan para pemain hiburan dan para paranormal karena kami tidak mengetahui asal-usulnya dan tidak mengetahui maksud dan tujuannnya, sehingga hanya diam saja tinggal di salah satu tempat istirahat antara 1-2 bulan
Tapi alhamdulillaah mendapat rizki segera ingat (walaupun sampai saat ini, hal itu belum tentu benar karena godaan di dunia selalu ada) yaitu belajar untuk menyadari bahwa orang tidak ada apa-apanya.
Oleh karena itu, dimulailah melatih diri untuk mengingat kembali dengan melihat kenyataan baik di intern maupun ekstern yang ternyata apa yang diperoleh dari perjalanan antara sekitar pertengahan sampai akhir 2003 terdapat banyak hal yang harus dikaji ulang dan lain-lain. Kemudian diadakanlah identifikasi masalah sejak 2003, pencarian kembali wawasan sejak 2004, dan surat sejak 2005 sampai sekarang sebagai langkah proses untuk penyelesaian masalah dan penstabilan perjalanan hidup dan kegiatan, walaupun kami sudah ibarat senja. Maka jika kami sendiri tidak mencapainya namun jika ada yang benar agar sedikit wawasan ini dapat disumbangkan kepada siapa yang berkenan.
Kesimpulan kaitan dengan seputar pertanyaan panjenengan tentang seputar metafisika yaitu menurut kami bahwa pembentukan jiwa mulai dari semasa kecilnya sangat membutuhkan kehati-hatian karena apabila ditimpa oleh stres atau depresi sampai membuat blank dan muncul ilustrasi-ilustrasi atau khayalan-khayalan maka cenderung muncul pandangan-pandangan yang sulit terkendali yang kadang membuat terpanggil membutuhkan upaya alam Metafisika sedangkan alam Metafisika disitu sangat rawan, karena sudah di wilayah ghaib atau barang halus sedangkan barang halus yakni yang (W) diciptakan dari api sulit dibedakan antara faktor malaikat rahmat dan faktor iblis atau ilham dengan bisikan jin baik yang dari itu sendiri maupun dipesan oleh manusia jahat. Namun kami belum bisa membahas secara detail terlebih secara pasti, karena belum terdapat pembahasan menggunakan pertemuan, musyawarah, koordinasi dan sebagainya beserta kestabilan hubungan dan komunikasi dengan para ulama dan umara atau pemerintah dan para ahlinya beserta yang terkait.
Akan tetapi karena ditanya maka menurut pendapat kami faktor alam metafisika atau yang dikatakan khaddam atau pelayan barang halus dan lain sebagainya apabila dicampur dengan alam biasa dengan tanpa ada pemahaman yang utuh ini sangat rawan sehingga yang bisa kami ajukan adalah diduga bahwa metafisika yang bukan pada tempatnya bisa berakibat pada hal-hal yang tidak diinginkan sejak sebelumnya. Akhirnya kami menulisnya tentang hal tersebut pada beberapa surat yang kurang lebihnya adalah diduga bahwa ada metafisika yang bukan tempatnya. Artinya ini sekedar pengalaman saya dan yang diperoleh dari beberapa informasi. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 15 Juni 2013 pukul 10:52 (Dari Santri) Nama: Abdur Rozaq, Blok 9 no 35 - Pertanyaan. 1) Misalnya sebagian alumni didaerah kami ada yang ingin "amesak" yang sudah dimesak kemarennya apakah boleh ?
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Ya (énggi) terima kasih, namun agar dikoreksi bersama teman yang sudah sering bersama kami (Abd Aziz). Dan lebih berterima kasih apabila juga ada seperti pelurusan dan lain-lain dengan harapan agar sesuai dan tidak melenceng. Namun tetap semua yang dari kami bersifat sementara. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Lutfi 16 Juni 2013 pukul 10:10 (Dari Santri)
Nama : Muhammad Hasan Blok 7 No 12
Assalamualaikum Waahmatullahi Wabarkaatuh
Pangaporanah tormatorah Saamponah lestareh maos buku materi ka'dintoh bennya' pakonan-pakonan ben larangan sekodhoh ekaonengeh ben jughen eamallaghe. abdinah nyo'unah pangapporah dimin dhek kiyai ben sareng sareng selaen tako'badhah kacangkolangan abdinah anyo'onah pangaporanah. Edhalem buku materi kasebut badhah sekorang jelas neng halaman 44 nyo'onah pangaporanh ka'entoh. nomer 4 cerdas dhebunah Allah thaala "watilkahujjatuna atainahe ibrohemah ala qoumeh" manabi sebdhah edhalem al qu'ran juz 7 sorat Al an'aam ayat 83 manabi sebdhah neng buku materi lafal "atainahe"hemzenah apesa manabi sebadhah edhalem al quran panekah tak apesa beli'asambung
saka'dentoh pamator korang lebbinah nyo'on pangaporah manabi bdheh kacangkolangan abdinah dhe' sathejenah
Wassalamu'umalaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh.
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Sakalangkong éngataséh kasokanah (terima kasih) atas komentarnya. Adapun tanggapan dari kami tentang hal ini:
1. Tentang pengamalan memang kami menyadari bahkan kami sendirilah yang sangat atau lebih tidak sesuai dengan kenyataan sehingga dalam hal ini agar saling memaafkan dan kalau kami sendiri memang memaafkan. Namun karena berkaitan dengan huququllaah dan hablun minallaah maka membutuhkan upaya-upaya sesuai dengan kemampuan. Dan ini (sepertinya) berkaitan dengan suasana demikian juga situasi dan kondisi, sehingga di sinilah butuhnya tradisi atau kultur atau budaya yang mendukung dan membantu terciptanya suasana yang memadai untuk lebih mudahnya kehidupan dengan melaksanakan syariah beserta pemahaman dan pelaksanaan Al-Akhlaaqil Kariimah yang lebih diterima oleh setiap orang. Karena apabila suasana tidak mendukung mungkin pelaksanaannya relatif lebih berat, tapi apabila mendukung Insyaa Allaah relatif lebih mudah dan ringan bahkan merupakan kebutuhan.
NB: Tapi Awas! agar tidak salah paham karena diduga terkadang ada yang mengatakan syari‘ah dan sebagainya, padahal seakan-akan menakutkan atau memberatkan terlebih berujung pada penindasan. Sedangkan yang kami maksud adalah yang ujung-ujungnya membuat Rahmatan Lil ‘Alamiin ‘ Bagaimana? Inilah yang juga sedang diupayakan.
2. Terima kasih atas informasinya dan kami sudah sampaikan kepada salah satu tim pengkoreksi yaitu Sdr. Taufik. telp. 0331-7957897, 085258838271. Sampai di sini sementara. Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Muhammad Abdullah Nashir16 Juni 2013 pukul 22:14 (mengomentari Materi 12 Juni 2013 M (Sy) / 3 Syaban 1434 H (Q) )
saat ini saya tidak bisa mengetahui yg ada di web karena menggunakan 0.facebook.com
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas informasinya, namun mohon maaf mungkin ini terkait atau berhubungan dengan tehnis sehingga kami membutuhkan bantuan Sdr. Eko Suwandono (http://www.facebook.com/suwandonoeko) dan untuk memahaminya. Dan setelah kami menyampaikan lalu beliau menulis berikut ini
“Terima kasih atas pertanyaanya dan mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam mengakses informasi dan komunikasi pada website kami. Website www.pencarianstandaretikadanakhlak.com memang hanya bisa diakses melalui komputer/laptop/tablet/smartphone dengan jaringan internet umum. Untuk 0.facebook.com adalah layanan tertentu dari penyelenggara layanan telepon seluler, sehingga layanan tersebut mempunyai keterbatasan untuk mengakses layanan internet selain dari 0.facebook.com. Usulan kami bagaimana jika panjenengan meminta bantuan kepada teman yang bisa menggunakan jaringan internet umum atau mengaksesnya melalui warnet”. Namun dengan harapan saling memaafkan, kami ucapkan terima kasih atas informasinya. Sampai di sini sementara.
Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Sholehoddin Siraj 19 Juni 2013 pukul 07:37
assalaamualaikum......... tambah mantapppppppppp menyebar ke penjuruu tanah air.
Abd. Aziz:
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Fierdanz Elmadury19 Juni 2013 pukul 11:08 Cmmity pa ni tad..?
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas pertanyaannya, namun mohon maaf apabila jawaban kami tidak sesuai dengan pertanyaan panjenengan karena kami tidak biasa dengan kelompok-kelompok seperti organisasi dan lain-lain, sehingga yang dapat kami beritahukan adalah bahwa kami sedang mencari bagaimana standar etika bernegara dan Akhlak Islami khususnya dalam praktek di lapangan baik terkait dengan perilaku maupun interaksi. Adapun nama komunitas ini sampai sekarang kami masih belum bisa memberi nama kecuali yang sudah dicantumkan pada web ini yaitu 1) butuhnya revitalisasi dan pelestarain salah satu kultur, 2) sekarang sedang membuthkan pencarian format dan nama, 3) melalui pencarian standar etika dan akhlak, 4) antara lain untuk membangun sambungan petangungjawaban, dan 5) untuk membangun pertanggungjawaban yang nyambung. Sampai di sini sementara.
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Saifurrohman 19 Juni 2013 pukul 15:10 (mengomentari Materi Perang Tersirat Bagian 4 [Upload 20 Maret 2013]) -- Ikutan
Abd. Aziz:
Assalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Terima kasih atas komentarnya, namun mohon maaf atas segala kekurangan terlebih kami belum memahami apa yang dimaksud panjengan akan tetapi karena materi perang tersirat merupakan salah salah satu rangkaian tanyangan yang menurut kami relatif mendasar maka ingin disampaikan alternatif penyimpulan isi “Materi Perang Tersirat” tersebut.
Yaitu (W) sepertinya sudah saatnya jujur, tanggung jawab, komunikasi, dan profesional difungsikan untuk melawan pembodohan dan kemunafikan.
Namun dalam hal ini karena kami menggunakan atau berangkat dari salah satu kultur yang menggunakan istilah guru atau ghuruh yang diambil dari kata ba’dil masyayikh maka menggunakan sistim pertanggungjawaban dan mediasi sentral secara emosional tanpa mengabaikan rasional untuk tata cara perilaku dan pola interaksi yang: 1) sejak 2005 (kultur tersebut) dirasa membutuhkan revitalisasi dan pelestariannya, dan 2) sejak sekitar pertengahan 2013 membutuhkan pencarian format dan nama maka sejak menjelang tulisan ini tertanggal atau di-upload dibutuhkanlah 3) membangun sambungan pertanggungjawaban, dan 4) membangun pertanggungjawanjawaban yang nyambung, 5) menggunakan pencarian standar etika dan akhlak sampai di sini sementara apabila tidak sesuai dengan apa yang dimaksud kami mohon informasinya.
Wa‘alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
File Aslinya: